Selasa, 27 Mei 2008

kasus bunuh diri

Seorang klien Tn.Budi 22 tahun datang ke emergensi RS Jiwa cahaya Qolbu. Hasil pengkajian perawat menunjukan T=90/60, N=110x/m, S=36, R=40x/m, sesak dan nyeri dada, tampak perdarahan dari pergelangan tangan, menurut istrinya ia berupaya memotong urat nadinya dengan silet. Tiga bulan sebelumnya klien didiagnosa dengan Carcinoma Pulmo Sinistra. Klien pernah memaksa dokter untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menyuntikkan zat mematikan ke dalam tubuhnya. Beberapa hari sebelumnya klien terlihat murung, sedih dan tidak mau bicara. Pagi-pagi ia masuk kamar mandi dengan membawa silet. Kepada istrinya ia mengatakan tetap ingin hidup tetapi di lain waktu ia mengatakan lebih baik mati karena sudah tidak tahan merasakan sakit di dadanya. Saat dinas siang, Ners Ayisiyah mencoba merawat klien dengan intervensi khusus klien percobaan bunuh diri.

Pengkajian
Lingkungan dan upaya bunuh diri : ia berupaya memotong urat nadinya dengan silet.
Gejala : klien terlihat murung, sedih dan tidak mau bicara
Riwayat psikososial : Tiga bulan sebelumnya klien didiagnosa dengan carcinoma pulmo sinistra.
Faktor kepribadian : Kepada istrinya ia mengatakan tetap ingin hidup tetapi di lain waktu ia mengatakan lebih baik mati karena sudah tidak tahan merasakan sakit di dadanya.

Diagnosa
Resiko tinggi perilaku kekerasan pada diri sendiri berhubungan dengan takut terhadap penolakan, alam perasaan yang tertekan, dan reaksi marah

Intervensi
Listening ; perawat mendengarkan keluhan klien dan memberikan dukungan agar dia tabah dan tetap berpandangan bahwa hidup ini bermanfaat
Pahami persoalan dari kacamata kliean ; perawat berupaya agar tidak bersikap memvonis, memojokkan, apalagi menghakimi klien yang punya niat bunuh diri
Express feeling ; perlunya sharing atau curhat. Selain itu, perlu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

0 komentar: